Saturday, December 14, 2024

Keep it Private, Get a Room!

Inilah topik yang sering trending di Indonesia setiap akhir minggu dari tahun ke tahun:





Gak heran kan kenapa para penerbit mayor bisa-bisanya ngelolosin cerita-cerita erotis?
Ya, karena peminatnya banyak.
Waktu saya baca novel dan cerpen karya para penulis terkenal, saya kaget, lah yang begini kok bisa lolos bahkan jadi best seller

Sejauh ini ya, saya lebih suka para penulis idealis yang punya integritas dan gak sudi untuk menjual imannya demi mengikuti selera pasar, demi mendapatkan uang dan popularitas yang gak seberapa dengan menjual cerita-cerita pemuas birahi.

Saya sedih melihat orang beramai-ramai mengekspos tubuh dan nafsu birahi mereka, bahkan tak malu untuk menjual diri mereka di media sosial secara terbuka dengan menampilkan wajah yang jelas.
Ada pula yang berbagi pengalaman seksualnya dengan menyebarkan media berupa video, foto atau ss tanpa sensor ke ruang publik. 
Kalau mereka sudah sadar dan tobat nanti, pasti mereka akan sangat malu dan menyesal mengingat apa yang pernah mereka lakukan.

Walaupun sudah kita hapus, bisa jadi konten yang pernah kita upload sudah di-download dan dijadikan koleksi oleh banyak orang. Bisa jadi konten itu akan di-upload ulang, tersebar, dan gak bisa kita hentikan lagi peredarannya. Bisa-bisa tersebar hingga dilihat oleh orang tua, calon mertua, calon pasangan halal atau anak kita di masa depan.

Nauzubillah min dzalik 

Kalau mau begituan karena dorongan hormon yang sedang tinggi-tingginya (flirting, chatsex, vcs, pap/kirim video/voice note nakal, bikin anak dlsb) ya sama pasangan sendiri aja kenapa, diem-diem aja, di ruang privat, gak perlu diumbar-umbar. Gak perlu berbagi video, foto, atau cerita apa pun kepada siapa pun. Cukup jadi konsumsi pribadi aja, dunia gak perlu tahu. Jangankan dunia, siapa pun lah gak perlu tahu. Hubungan kek gitu kan semakin diumbar, justru semakin hambar dan meaningless. Jadi rusak keindahan dan keintimannya. Lagipula, di media sosial itu kan banyak anak di bawah umur yang masih sangat polos dan memiliki rasa keingintahuan tinggi.
Mereka bisa aja terinspirasi untuk melakukan hal yang sama, tapi belum siap untuk menanggung resikonya.

Badan bugil dan hubungan sex itu kalau semakin diekspos, kalau semakin mudah untuk dinikmati oleh banyak orang, justru semakin gak ada artinya. 

Jadilah orang yang mahal dan nikahilah orang yang mahal -- yang punya rasa malu, yang bisa menjaga kesucian diri, kesetiaan dan privasi bersama.

Get a room bro sist, get a room. 

Friday, December 13, 2024

Bukan Fisik, Ekonomi dll, tapi Akhlak

 Banyak orang yang komentar tentang pasangan A dan B. Si A ditinggal nikah lagi oleh si B, sewaktu si A berada di balik jeruji besi.


Banyak yang nyemangatin si A, ya kasihan sih. Tapi gimana ya, sudah konsekuensi. Kehilangan sesuatu yang gak bisa kita syukuri adalah konsekuensi. 
Mau gimana ya, paling cuma bisa ikhlas aja. Udah terlanjur, udah terjadi, kesempatan berulang kali yang diberikan oleh Tuhan sudah habis. Kan Tuhan yang membuka hati seseorang untuk kita, kalau suatu hari hati itu ditutup oleh Tuhan, dihilangkan rasa cintanya pada kita karena kita gak bisa menghargai orang itu, ya jangan salahin Tuhan atau orang itu. Tuhan kan gak mau hati orang yang Dia kirimkan sebagai anugerah terindah untuk kita malah kita sakitin terus. Biarkan ajalah dia move on dan hidup bahagia bersama orang yang bisa menghargai dan mencintainya dengan lebih baik. Hal ini menyakitkan memang, tapi terima ajalah konsekuensi dari tindakan kita dengan lapang dada.

Lagian kadang manusia tuh aneh ya, udah dikasih pernikahan yang indah sama Tuhan, bukannya dijaga malah dirusak sendiri.

Nauzubillah min dzalik 

Bener kata Koh Sidhi, masalah umat manusia adalah manusia suka membuat masalah 😂

Ada komentar sinting yang secara garis besar malah menyalahkan si B karena gak mau mendampingi si A. Banyak juga yang memotivasi si A supaya nge-gym agar berubah dan buat si B menyesal.

Hadeh...
Gampang aja nyuruh orang untuk bersabar dan setia. Coba posisinya dibalik, belum tentu yang komentar itu sanggup. Kalau anak kecil yang melakukan kesalahan yang sama berulang kali kita masih bisa maklumi, nah kalau pasangan kita sebagai orang dewasa yang ngulang-ngulang kesalahan yang sama hingga berkali-kali masuk bui ya kita bisa kesel jugalah.
Padahal, kitanya sendiri sudah setengah mati berupaya agar gak bikin masalah dan nyusahin pasangan kita. 

Yang bikin gak ridho sebenarnya adalah unsur ketersengajaan. Pasangan kita bisa lho mikir dan milih jalan yang baik dengan sadar, tapi dia dengan sengaja malah memilih jalan yang buruk sehingga membuat kita ikut menderita.
Dia terus membuat masalah dengan sengaja, terus mengulangi kesalahan yang sama seakan gak ada penyesalannya. Tentu berat menghadapi orang yang seperti ini. 

Masalah fisik, mau seindah apa pun wajah dan tubuh seseorang, kalau akhlaknya buruk, ya gak bakal bikin yang ninggalinnya itu menyesal. Malah dia bakal merasa stress free, merasa bebas. Kagak, kagak bakal ada penyesalan sama sekali.

Nikah itu kan supaya kita merasa tenang, bukannya malah dibikin ngebatin mulu.

Makanya kriteria wajib yang harus dipenuhi oleh seseorang yang mau kita nikahi ya dia harus bagus akhlaknya. Kita dilarang untuk menikahi mereka yang buruk akhlaknya. Kenapa? Karena mereka hanya akan menjadi sumber penderitaan bagi kita.

Saya pribadi sudah gak pedulilah soal fisik, usia, kerjaan, gelar, shio, zodiak, hari lahir, elemen, golongan darah, suku, ras, nationality, dlsb, yang penting itu akhlaknya bagus dan Istiqomah. Nyambung, sama visi misinya. Secakep-cakepnya orang, sekaya-kayanya dia, sepinter-pinternya dia, sesempurna apa pun speknya, kalau akhlaknya jelek, cuma bakal bikin kita stress. Bikin pusing, bikin sakit hati, bikin menderita dan cepat mati ðŸŠĶ

Masalah sendiri aja banyak, ngapain nikahin orang yang problematik sehingga penderitaan kita jadi berlipat ganda? 

Jangan ngawur, Tuhan tidak pernah menyuruh kita, hambaNya, untuk menerima orang apa adanya sebagai pasangan kita. PerintahNya itu jelas banget, kita hanya diperbolehkan untuk menikahi orang yang akhlaknya bagus. Tidak berpenghasilan haram, meninggalkan yang haram-haram, pergaulannya bagus, tidak pelit, tidak suka berbohong/amanah, dlsb. Mereka pun boleh menolak kita, jika kita dirasa bukanlah calon pasangan yang tepat untuknya. 

Kalau ada orang yang mau diterima apa adanya padahal akhlaknya buruk dan dia gak mau berubah dengan kesadaran sendiri, tinggal aja. Nikah itu adalah ibadah untuk mendapatkan ketenangan dan mencari ridhoNya, supaya mendapatkan ridhoNya ya kita harus menikahi calon yang diridhoi olehNya, yaitu seseorang yang baik akhlaknya.

Orang yang akhlaknya baik, akan menjaga kemuliaan dirinya sendiri dan semua orang, karena dia menghormati penciptaNya. Walaupun, dia sedang sendiri atau tak ada siapa pun yang mengenalnya. Walaupun dia pakai akun anonim, gak akan macam-macam karena dia beriman. Orang yang akhlaknya baik, akan mencintai dirinya sendiri sebagai bentuk rasa syukur dan pengagungannya kepada Tuhan yang telah menciptakannya dengan sempurna. Dia gak akan mau mendzolimi dirinya sendiri dengan melakukan perbuatan yang sia-sia, buruk, bahkan haram karena gak mau membuat penciptanya merasa kecewa.

Pertanyaannya, bagaimana dengan kita? Apakah akhlak kita sudah baik? Yuk perbaiki akhlak kita sama-sama tanpa akhir. Jangan pernah merasa sudah, Gaes.

Friday, December 6, 2024

Kacang Lupa Kulit

 Tuhan yang memberi kita rezeki.

Anehnya, setelah diberi rezeki, alih-alih bersyukur, tak jarang kita sebagai manusia malah meninggalkan Tuhan dan bermaksiat dengan rezeki yang Ia titipkan.

Diberi panca indra yang sempurna, malah dipakai untuk melihat, mengendus, merasakan, mendengarkan dan berkata sesuatu yang diharamkan olehNya. Kenapa diharamkan? Karena hal tersebut buruk bagi kita.

Diberi fisik yang sehat dan indah, malah dipakai untuk melakukan pekerjaan yang haram dan diberi makan minum yang haram dari uang haram.
Diberi otak yang cerdas, malah digunakan untuk memanipulasi dan menghina orang lain.
Diberi warisan, malah ke pub, BO.
Diberi kelancaran usaha, malah judol, nyoba-nyoba miras mahal dan narkoba.
Diberi kenaikan jabatan, malah memeras dan melecehkan bawahan.

Nauzubillah min dzalik 
Betapa dzolimnya kita kepada diri sendiri.

Sebelum seseorang masuk ke dalam hidup kita, mari lihat dulu bagaimana hubungan kita dengan Tuhan. Bila apa yang diberikan oleh Tuhan selama ini tidak bisa kita syukuri, bagaimana kita bisa mensyukuri eksistensi dan pemberian dari seseorang? Yang mana, eksistensinya dan segala hal yang akan dia berikan ke hidup kita kelak esensinya merupakan pemberian dariNya juga.


Bila apa yang diberikan oleh Tuhan saat ini saja bisa kita pakai untuk bermaksiat, begitu pula dengan apa yang akan Dia berikan kemudian yaitu pasangan dan segala hal yang diberikan olehNya melalui pasangan kita.
Rumah darinya bisa kita pakai untuk tempat berzina, uang darinya bisa kita pakai untuk membelikan kado dan ke hotel bersama selingkuhan, pakaian dan parfum darinya bisa kita pakai untuk menarik perhatian dari banyak lawan jenis, anak darinya bisa kita jadikan kaki tangan untuk membentu bisnis ilegal kita, dlsb. 

Ketika tanda cinta yang kita berikan malah dijadikan sebagai alat atau senjata untuk mengkhianati dan menyakiti kita oleh orang yang paling kita sayangi, rasanya pasti amat menyakitkan.

Saya gak kebayang gimana sakitnya itu orang-orang yang uang bulanannya, hasil kerja kerasnya, malah dikasihkan ke selingkuhan pasangannya oleh pasangannya sendiri. 
Sudah gitu selingkuh di rumah pula, difasilitasi AC, kasur, parfum, dlsb yang dia beli.

Bikin anak orang lain jadi sengsara karena sikap kita yang gak tahu diri, gak tahu terima kasih, atau gak tahu diuntung itu gak baik. Ayo kita sama-sama latihan bersyukur. Perbaiki dulu hubungan kita dengan Tuhan sebelum menjalin hubungan yang serius dengan orang lain. 

Jika nikmat Tuhan yang ada aja gak bisa kita syukuri, gimana Tuhan mau menambah nikmat kita? Diri sendiri aja gak keurus, gimana mau dikasih pasangan dan banyak anak?
Kamar kecil aja gak keurus, gimana mau dikasih rumah yang besar? Cuma Tuhanlah yang tahu kapan kita siap untuk menerima tambahan rezeki. Hanya ketika kita sudah mampu bersyukur dan amanah dengan apa yang kita punyalah kita akan diberi tambahan rezeki.

Nah, apakah kita sudah bersyukur dengan apa yang kita punya saat ini? Apakah kita sudah mensyukuri diri kita dan hidup kita sendiri? Kalau belum, ayo latihan bersyukur.

Daripada sibuk menilai dan menuntut orang lain, mending kita fokus membenahi diri sendiri. Banyak-banyak bersyukur, jangan jadi kacang lupa kulit supaya rezeki kita tetap lancar dan terus bertambah. Mari kita sambut kehidupan yang penuh keberlimpahan dengan banyak bersyukur.


Ciri Pasangan Setia, Gak Bakal Selingkuh atau Mendua Selama-lamanya

Apa pun alasannya, selingkuh adalah perbuatan yang salah, hina, menjijikan, memalukan, menyakitkan dan tidak dapat diterima. Naudzubillah mi...