Inilah topik yang sering trending di Indonesia setiap akhir minggu dari tahun ke tahun:
Gak heran kan kenapa para penerbit mayor bisa-bisanya ngelolosin cerita-cerita erotis?
Ya, karena peminatnya banyak.
Waktu saya baca novel dan cerpen karya para penulis terkenal, saya kaget, lah yang begini kok bisa lolos bahkan jadi best seller?
Sejauh ini ya, saya lebih suka para penulis idealis yang punya integritas dan gak sudi untuk menjual imannya demi mengikuti selera pasar, demi mendapatkan uang dan popularitas yang gak seberapa dengan menjual cerita-cerita pemuas birahi.
Saya sedih melihat orang beramai-ramai mengekspos tubuh dan nafsu birahi mereka, bahkan tak malu untuk menjual diri mereka di media sosial secara terbuka dengan menampilkan wajah yang jelas.
Ada pula yang berbagi pengalaman seksualnya dengan menyebarkan media berupa video, foto atau ss tanpa sensor ke ruang publik.
Ada pula yang berbagi pengalaman seksualnya dengan menyebarkan media berupa video, foto atau ss tanpa sensor ke ruang publik.
Kalau mereka sudah sadar dan tobat nanti, pasti mereka akan sangat malu dan menyesal mengingat apa yang pernah mereka lakukan.
Walaupun sudah kita hapus, bisa jadi konten yang pernah kita upload sudah di-download dan dijadikan koleksi oleh banyak orang. Bisa jadi konten itu akan di-upload ulang, tersebar, dan gak bisa kita hentikan lagi peredarannya. Bisa-bisa tersebar hingga dilihat oleh orang tua, calon mertua, calon pasangan halal atau anak kita di masa depan.
Nauzubillah min dzalik
Kalau mau begituan karena dorongan hormon yang sedang tinggi-tingginya (flirting, chatsex, vcs, pap/kirim video/voice note nakal, bikin anak dlsb) ya sama pasangan sendiri aja kenapa, diem-diem aja, di ruang privat, gak perlu diumbar-umbar. Gak perlu berbagi video, foto, atau cerita apa pun kepada siapa pun. Cukup jadi konsumsi pribadi aja, dunia gak perlu tahu. Jangankan dunia, siapa pun lah gak perlu tahu. Hubungan kek gitu kan semakin diumbar, justru semakin hambar dan meaningless. Jadi rusak keindahan dan keintimannya. Lagipula, di media sosial itu kan banyak anak di bawah umur yang masih sangat polos dan memiliki rasa keingintahuan tinggi.
Mereka bisa aja terinspirasi untuk melakukan hal yang sama, tapi belum siap untuk menanggung resikonya.
Mereka bisa aja terinspirasi untuk melakukan hal yang sama, tapi belum siap untuk menanggung resikonya.
Badan bugil dan hubungan sex itu kalau semakin diekspos, kalau semakin mudah untuk dinikmati oleh banyak orang, justru semakin gak ada artinya.
Jadilah orang yang mahal dan nikahilah orang yang mahal -- yang punya rasa malu, yang bisa menjaga kesucian diri, kesetiaan dan privasi bersama.
Get a room bro sist, get a room.
No comments:
Post a Comment