Saturday, October 28, 2023

Al Qahhar

Hati ini mudah sekali dibolak-balik.

Menentukan minuman yang sekali tenggak saja bingung, apalagi pasangan untuk selamanya?

Ketika bertanya padaNya dan jawabanNya tidak pernah berubah, sejak dulu itu-itu saja, kode-kode keras dariNya pun sangat banyak dan tak kunjung berhenti... harus bagaimana?

Kok jawabanNya tidak pernah berubah, ya?
Saya pun mengingat salah satu namaNya yang terpampang di tembok SDN tempat saya mengawas ANBK beberapa hari lalu.


Artinya Yang Maha Memaksa.

Akhirnya, saya pun menyadari bahwa jodoh itu memang bukan pilihan. Kita tidak bisa memilih jodoh kita siapa, tapi kita dipaksa untuk bisa menerima dan mencintainya. Kita tidak bisa memilih, menolak, melawan, menego, apalagi lari darinya. Tau-tau cinta, tau-tau yakin, melupakan gak kunjung bisa, padahal orangnya juga gak ngapa-ngapain dan biasa aja. Inilah tanda-tanda kebesaranNya. Cinta hadir sebagai mukjizat Tuhan, bukan akibat dari kepemilikan atau usaha manusia.
Kita gak minta, gak berharap, gak ngapa-ngapain, gak punya apa-apa, tapi bisa-bisanya dikasih orang yang bersedia menerima dan mencintai kita apa adanya. Apa namanya kalau bukan ajaib? 

Namun, sering kali kita mengingkari perasaan sendiri dan memilih untuk menikahi orang yang sebenarnya bukan jodoh kita, tapi jodoh orang lain di masa depan. Kalau gak yakin 100% males gak sih? Capek kalau harus melupakan segalanya lalu mulai lagi dari awal. Nah, untuk sampai pada keyakinan 100% ini yang butuh waktu dan proses yang panjang.
Sesuatu itu baru benar-benar meyakinkan jika ia lulus uji, dong?
Teruji waktu, teruji materi, teruji banyaknya pilihan dll.
Alih-alih cinta, kan bisa aja apa yang kita rasain ke dia itu cuma perasaan naksir, penasaran, obsesi, nafsu, kagum atau semacamnya.
Alih-alih jodoh, kan bisa aja dia itu cuma salah satu ujian untuk kita.
Tuhan hendak menguji, kita lebih mencintaiNya atau hambaNya.

Masalah jodoh itu sudah pasti.
Kita diciptakan darinya dan akan kembali padanya, sejak awal kita tidak diizinkan untuk memilih, tapi Tuhanlah yang memilihkannya untuk kita.
Kalau sejak awal kita berasal darinya, ya akhirnya pasti bakal balik lagi ke dia. Gak mungkin nyasar ke yang lain. Kalau gak disatukan di dunia ya di kehidupan mendatang. 

Beruntunglah jodoh yang saling mencintai dan disatukan di dunia hingga ke akhirat tanpa harus menjalin hubungan dengan yang lain, sehingga kesucian dan keutuhan perasaan mereka terjaga dari awal hingga akhir. Beruntunglah mereka yang dianugerahi pasangan-pasangan yang suci, jadi gak perlu merasakan cemburu berlebihan dan berjuang untuk memafkan dan pulih dari sakit hati.
Kalau kita pernah berbuat bodoh dan mengikuti nafsu tanpa memikirkan perasaan jodoh kita yang sebenarnya di masa lalu tanpa sepengetahuan dia, ya bertobat dan sucikanlah kembali diri kita dengan serius. Nyesel, bukannya malah pamer dan bangga pernah melupakan Tuhan untuk berbuat bodoh sama jodoh/hak orang lain. 

Jodoh dari Tuhan sudah pasti yang terbaik, seburuk-buruknya dia adalah sebaik-baiknya orang lain, Dia Maha Mengetahui sementara kita tidak mengetahui. 
Kita tidak bisa mencintai orang lain hanya dari satu sisi dan menolak sisi lainnya, karena semuanya sudah sepaket alias diciptakan berpasang-pasangan.

Segala hal yang "menurut kita" buruk tentangnya justru bisa membuat kita becermin dan introspeksi.
Kita jadi semakin mengenal diri, memperbaiki diri, dan semakin dekat dengan Tuhan yang kebaikannya sempurna. Sesuatu yang menurut kita buruk belum tentu memberikan efek yang buruk juga bagi hidup kita, dan gak mungkin kita buka-bukaan soal keburukan itu, jadi sebaiknya ya diam saja dan terus memperbaiki diri dalam diam menuju kesempurnaan.
Misal, pasangan sulit menerima nasihat. Hal itu tentu membuat kita jadi introspeksi. Kenapa ya dia begitu? Oh, mungkin karena kita yang belum bisa memberikan contoh, kita jadi sadar dan bisa memperbaiki diri.
Kita ga sepantasnya nyalahin dia atau menceritakan keburukannya itu ke orang lain, sebab keburukan dia juga merupakan respon atas keburukan kita.
Saat kita bilang pasangan kita ngeyel, sebenarnya secara gak langsung kita juga buka aib sendiri yang belum bisa memberikan contoh.
Saat kita marah padanya, kita sebenarnya marah ke diri kita sendiri. Ada aksi ada reaksi, kalau kita belum bisa memberikan contoh ya wajar-wajar aja jika orang yang kita nasehatin itu ngeyel.




Jalan cinta memang jalan menuju Tuhan, tanpa cinta gak mungkinlah kita bisa nyambung dan memahami kenapa Tuhan begini dan begitu. Banyak hal yang gak bisa dijelaskan maupun dibayangkan tetapi harus dialami sendiri pake perasaan dan tanpa perantara untuk sampai ke puncak kesadaran. That's why Zen Buddhism bilang bahwa hidup itu gak bisa diwakilkan.
Maka, beruntunglah kita sebagai manusia yang diberi kesempatan untuk hidup di dunia sehingga mempunyai kesempatan untuk mengenal Tuhan. 
Hal-hal yang kotor, hina, rendah, buruk, cacat, tercela, jahat, semu, lemah, palsu dan lain sebagainya yang ada di dunia memang perlu ada untuk menunjukkan hal yang sebaliknya. 
Kita tidak akan bisa menyadari dan menghargai betapa sucinya Tuhan kalau kita tidak pernah mengenal hal yang sebaliknya. 
Paradoksnya, semakin gelap dunia di sekeliling kita justru membuat cahaya Tuhan jadi semakin kontras dan mudah untuk dikenali laksana bintang yang bersinar terang di tengah gelap gulita.
Inilah apa yang saya maksud dengan seburuk-buruknya sesuatu pasti mengandung kebaikan, persis filosofi yin-yang. 
Setelah menyadari bahwa segala sesuatunya, bahkan hal terburuk sekalipun mengandung kebaikan bahkan membuat kita jadi mudah untuk mengenali Tuhan, apakah kita masih memiliki kebencian dalam hati kita terhadap sesuatu? 

Kita gak mungkin bisa membuat orang sadar atau tercerahkan dengan perantara bahasa atau dengan menceritakan pengalaman spiritual kita saja. Lagipula, apa yang cocok untuk kita belum tentu cocok untuk yang lain, apa yang baik bagi kita belum tentu baik jika didengar dan dialami oleh yang lain. 

Tanpa adanya cinta dan pemahaman yang memadai soal relativitas serta ilusi paradoks atau dualitas, hal itu bisa diartikan secara berbeda dan justru bisa menimbulkan bahaya. Bisa-bisa kita malah dicap sesat karena bikin orang lain jadi keblinger. Jadi pada akhirnya, kita akan menempuh jalan sunyi dan membiarkan orang-orang untuk menempuh jalannya sendiri tanpa keinginan untuk menghakimi dan mendikte hidup mereka.


Perbedaan karakteristik yang ada antara kita dan jodoh kita juga bikin kita jadi belajar untuk saling mengenal dan menyeimbangkan energi masing-masing supaya kita bisa hidup harmonis, bisa menjadi satu dengan alam semesta (become one with universe). Kita semua tahu bahwa prinsip semesta adalah keseimbangan, sementara hal yang sifatnya ekstrim atau terlalu itu mengarahkan kita pada kebinasaan. Siapa yang dapat menyeimbangkan energi kita secara sempurna? Siapa lagi kalau bukan perfect match atau other half kita?

Kita sangat fleksibel, dia batu banget.
Kita cenderung pake pikiran, dia cenderung pake perasaan.
Kita seperti preman yang sering kali gak sadar  melukai orang, dia lemah lembutnya keterlaluan sehingga mudah terluka dan ditindas orang.
Kita cenderung spontan, dia kalau bikin keputusan cenderung lama karena harus memikirkan dan mempertimbangkan segalanya masak-masak.
Kita cenderung ngeyel dan kerap protes, dia cenderung taat dan nerima.

Punya karakteristik yang sangat berbeda itu gak masalah, asalkan kita mau memilih jalan tengah dan gak kekeh di salah satu kutub ektrim. Jalan tengah, seperti yang saya pelajari di filsafat Timur adalah jalan kesempurnaan (state of nirvana) yang menandakan pencerahan sejati (perfect enlightenment). Jalan tengah tidak bicara tentang aku dan kamu lagi, jalan tengah tidak memihak salah satu dari dua, jalan tengah adalah soal Aku dan apa yang Aku cintai. 
Sebaik-baiknya penengah atau pemersatu adalah Dia yang selalu mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya dengan segala perbedaan yang ada.




Sunday, October 22, 2023

Pepatah Tiongkok

 Barusan mau log out IG tiba-tiba tergerak untuk buka pepatah Tiongkok dan melihat post yang satu ini:



Indah sekali jika yang tak pernah berubah itu adalah cinta.
Apakah cinta kita mampu bertahan dari awal sampai akhir?
Tentu saja, jika kita perpegang teguh pada prinsip.
Prinsip untuk selalu melibatkan Tuhan di setiap langkah dan rencana kita.
BersamaNya, tak ada yang mustahil.
BersamaNya, segalanya terasa indah.
BersamaNya, cinta kita abadi.

Saturday, October 21, 2023

Resiko Tanggung Sendiri

Ada orang yang cerita, dia sakit hati lantaran pacarnya selingkuh ketika ditinggal dinas ke luar kota, maka untuk membalas sakit hatinya dia pun selingkuh juga dengan sembarang orang.

"Emang dia aja yang bisa selingkuh? Gue juga bisa!" katanya tak mau kalah.

Apa yang terjadi? Dua-duanya sama-sama hancur. Si A digoda untuk berzina, si B egonya dipancing dan disakiti supaya marah dan balas dendam sehingga melakukan dosa yang sama.

Di lain sisi, ada pasangan dengan kisah yang berbeda. Sebut saja Yongki, sudah menikah namun masih genit melirik dan tebar pesona kepada banyak perempuan lainnya padahal berasal dari keluarga yang agamis. Bahkan, dengan bangga dia ss chat dari para perempuan yang perhatian padanya di status WA. Adakah dosa yang lebih parah daripada berbangga diri atas dosa yang kita lakukan? Mungkin istrinya sudah tau kelakuan bejat suaminya ini dan sudah capek luar biasa. Bagaimana istrinya tidak sakit hati, dia melepas kebebasan dan meninggalkan semuanya demi mengurus suami dan anak-anaknya dengan sepenuh hati, tapi suaminya malah mengkhianati janjinya kepada Tuhan demi menikmati hal haram yang menyakiti hati istrinya tanpa merasa bersalah malah cenderung bangga. Suatu ketika, saya mendengar bahwa Yongki terkena penyakit mata yang serius sehingga harus menjalani operasi, setelah mengalami hal itu barulah dia meminta maaf kepada perempuan yang pernah digodanya.

Jadi guys, dari dua kisah di atas, mana yang lebih baik, balas dendam atau bersabar dan menyerahkan semuanya kepada Allah? Saya pilih yang kedua, serahkan saja pasangan kita pada penjagaan Yang Maha Melihat.
Untuk apa insecure dan melakukan hal-hal konyol seperti menggeledah isi ponsel, hack email/sosmed, mengikuti kemana dia pergi dan memegang kendali atas semua uangnya? Kalau dia masih mata keranjang padahal kita sudah setia, sudah percaya dan sudah menjaga diri kita baik-baik, biarkan saja hukumNya yang bekerja. Gusti Allah ora sare. Kadang manusia itu tidak akan kapok sampai rasa sakit menegur dan menyadarkannya atas dosa-dosa yang diperbuat oleh anggota tubuhnya. Dikelilingi oleh anggota keluarga yang agamis atau istri yang soleha percuma kalau mata hatinya buta. Sudah kena batunya pun masih bisa kumat lagi di kemudian hari, oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk membaca surat Ali Imran ayat 8 setiap hari supaya tidak kumat-kumatan, bentar tobat bentar maksiat.


Yang terpenting, seburuk apapun pasangan kita, kita harus stay on the right track. Jangan teralihkan, tetap fokus. Jangan mau terpancing setan yang berhasil menghasutnya untuk menghasut kita juga supaya melakukan dosa yang sama.

Ingat, tujuan kita bukanlah untuk berlomba-lomba dalam keburukan atau perkara dunia. Tujuan kita adalah berlomba-lomba dalam kebaikan akhirat.




Friday, October 20, 2023

Mata Vs Hati


Di level manakah kita? Mencintai dengan mata yang nampak atau tak nampak?
Bagaimana kita bisa mencintaiNya dan RasulNya jika kita hanya mengandalkan bola mata bukan mata hati?

 

Sunday, October 15, 2023

Ezer Kenegdo

Bayangkan ada orang yang mengaku cinta padamu atau kamu cintai ...


Kamu berkerja keras hingga berhutang untuk modal usaha dan terus begadang untuk mengumpulkan biaya pernikahan kalian berdua, sementara dia hidup boros dan bersenang-senang dengan temannya tanpa mempedulikan keadaanmu.

Kamu hidup irit, makan saja di warteg dengan lauk sederhana, kamu jarang jalan-jalan dan barangmu itu-itu saja. Sementara dia makan dan jalan ke manapun yang dia suka, bahkan kerap berbelanja barang yang tidak perlu.

Kamu sibuk mendalami ilmu agama seputar pernikahan, sementara dia masih saja sibuk membaca komik, menonton anime dan main game hingga lupa waktu.

Kamu menutup hati untuk siapapun demi menjaga perasaan dan memantaskan diri untuknya, sementara dia membuka dirinya bagi siapapun yang mendekatinya.

Jika begini ceritanya, apakah kamu masih percaya pada pengakuannya padamu?

Jika begini ceritanya, apakah kamu masih ingin melanjutkan hubungan dengannya?

Ya, tentu saja ini bukan tentang kita, tapi kisah mereka yang tak seimbang dan tak sepadan dikarenakan tidak sepemikiran dan tidak sehati. Satu ingin menjadi manusia baru, satu masih betah menjadi manusia lama. Satu ingin hedonia, satu ingin eudaimonia.

Bukankah kita sama-sama ingin menjadi manusia baru yang sepadan dan saling mengasihi, sama-sama ingin menikmati manisnya buah roh selamanya?






Thursday, October 12, 2023

Let Them Go

It's okay to lose people than losing ourselves. We can't force connection. 

Fear or ego based relationship is not good. 
Keeping fans or keeping options is not good. 
We have to stop being greed and stop messing with other people's blessings.
Make things clear, respect them.
Don't make them hope and waste their valuable time and energy for us.
If we don't feel the soul connection, if we don't see them in our future from the start, let them know and let them go.

We will never find the right one if we never let go of the wrong one.



Monday, October 9, 2023

Yang Paling Pantas

Tuhan mencintai makhlukNya, kamu adalah makhlukNya.

Ketika aku juga mencintaimu, aku jadi memahami kenapa Tuhan begini dan begitu.
Jika ada cinta yang ingin kamu balas, balaslah cintaNya lebih dulu.
CintaNya lebih tulus dan lebih besar dariku.
Dia lebih pantas kamu cintai daripada aku.
Aku tak bisa apa-apa dan tak punya apa-apa, sementara Dia bisa melakukan apapun dan memberimu segalanya.
Janganlah kamu memintaku mengenal dan mencintaimu sebagaimana Dia, karena aku terbatas sementara Ia tidak terbatas.


Jika kamu menginginkan sesuatu yang begitu sempurna, berhentilah mencari diriku dan tengoklah ke dalam kalbumu sendiri.

Ciri Pasangan Setia, Gak Bakal Selingkuh atau Mendua Selama-lamanya

Apa pun alasannya, selingkuh adalah perbuatan yang salah, hina, menjijikan, memalukan, menyakitkan dan tidak dapat diterima. Naudzubillah mi...