Ada orang yang cerita, dia sakit hati lantaran pacarnya selingkuh ketika ditinggal dinas ke luar kota, maka untuk membalas sakit hatinya dia pun selingkuh juga dengan sembarang orang.
"Emang dia aja yang bisa selingkuh? Gue juga bisa!" katanya tak mau kalah.
Apa yang terjadi? Dua-duanya sama-sama hancur. Si A digoda untuk berzina, si B egonya dipancing dan disakiti supaya marah dan balas dendam sehingga melakukan dosa yang sama.
Di lain sisi, ada pasangan dengan kisah yang berbeda. Sebut saja Yongki, sudah menikah namun masih genit melirik dan tebar pesona kepada banyak perempuan lainnya padahal berasal dari keluarga yang agamis. Bahkan, dengan bangga dia ss chat dari para perempuan yang perhatian padanya di status WA. Adakah dosa yang lebih parah daripada berbangga diri atas dosa yang kita lakukan? Mungkin istrinya sudah tau kelakuan bejat suaminya ini dan sudah capek luar biasa. Bagaimana istrinya tidak sakit hati, dia melepas kebebasan dan meninggalkan semuanya demi mengurus suami dan anak-anaknya dengan sepenuh hati, tapi suaminya malah mengkhianati janjinya kepada Tuhan demi menikmati hal haram yang menyakiti hati istrinya tanpa merasa bersalah malah cenderung bangga. Suatu ketika, saya mendengar bahwa Yongki terkena penyakit mata yang serius sehingga harus menjalani operasi, setelah mengalami hal itu barulah dia meminta maaf kepada perempuan yang pernah digodanya.
Jadi guys, dari dua kisah di atas, mana yang lebih baik, balas dendam atau bersabar dan menyerahkan semuanya kepada Allah? Saya pilih yang kedua, serahkan saja pasangan kita pada penjagaan Yang Maha Melihat.
Untuk apa insecure dan melakukan hal-hal konyol seperti menggeledah isi ponsel, hack email/sosmed, mengikuti kemana dia pergi dan memegang kendali atas semua uangnya? Kalau dia masih mata keranjang padahal kita sudah setia, sudah percaya dan sudah menjaga diri kita baik-baik, biarkan saja hukumNya yang bekerja. Gusti Allah ora sare. Kadang manusia itu tidak akan kapok sampai rasa sakit menegur dan menyadarkannya atas dosa-dosa yang diperbuat oleh anggota tubuhnya. Dikelilingi oleh anggota keluarga yang agamis atau istri yang soleha percuma kalau mata hatinya buta. Sudah kena batunya pun masih bisa kumat lagi di kemudian hari, oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk membaca surat Ali Imran ayat 8 setiap hari supaya tidak kumat-kumatan, bentar tobat bentar maksiat.
Yang terpenting, seburuk apapun pasangan kita, kita harus stay on the right track. Jangan teralihkan, tetap fokus. Jangan mau terpancing setan yang berhasil menghasutnya untuk menghasut kita juga supaya melakukan dosa yang sama.
Ingat, tujuan kita bukanlah untuk berlomba-lomba dalam keburukan atau perkara dunia. Tujuan kita adalah berlomba-lomba dalam kebaikan akhirat.
No comments:
Post a Comment