Friday, January 5, 2024

Poligami?

Ketika mau off Instagram, saya lihat ada sebuah post soal poligami. Kata-katanya mencerminkan keegoisan level tinggi, sangat bias, patriarkis sekali.

Di situ dibilang, suami punya hak untuk poligami dan istri harus taat dengan suaminya. Memang sudah dari sananya suami punya hak lebih. Si istrinya juga dibilang harus ikhlas, gak boleh sombong (merendahkan pilihan suami), gak boleh keras dan berkata kasar, gak boleh membandingkan-bandingkan dan merasa dirinya lebih baik dll agar masuk surga.

Saya ngerti sekarang kenapa perempuan bersuami itu syarat masuk surganya gampang, cuma solat wajib, puasa wajib, jaga diri dari zina dan menaati suami, karena ego suami itu tingginya bukan main, begitu menguras emosi dan menguji kewarasan istrinya. Bahkan, bisa bawa-bawa ribuan dalil untuk memutar balikkan fakta dan memenangkan nafsunya. Dibilang di situ penduduk neraka itu isinya orang yang rakus dan tamaklah. Lah, padahal yang rakus dan tamak siapa? Istrinya itu setia, bukannya rakus dan tamak ingin menguasai segala yang dimiliki oleh suaminya dan gak ingin berbagi dengan perempuan yang lain. Yang rakus dan tamak itu justru suaminya yang masih diperbudak oleh nafsu, oleh keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Banyak istri yang lebih rela bercerai daripada hidup dengan suami yang tidak cukup hanya dengan satu istri.

Kalau memang TULUS bukan karena nafsu dan gak mau rugi, kalau memang TULUS mau membantu para perempuan yang belum menikah itu, ya kasihkan aja uang ke para lelaki lainnya untuk menikahi para perempuan itu. Itu baru namanya lelaki yang benar, yang gak diperbudak oleh nafsu, yang gak rakus dan tamak. 

Saya pun gak bisa diam aja melihat pandangan yang berat sebelah seperti itu.


Di kitab suci  (An Nisa' 3) memang dibilang silahkan menikahi dua, tiga atau empat perempuan yang kita senangi selama kita bisa berlaku adil, tapi kalau kita khawatir tidak akan mampu berlaku adil ya nikahilah seorang saja, yang begitu justru lebih baik agar kita tidak berbuat zalim.

Nahhhh.... Ternyata ayat itu belum selesai, ada sambungannya lagi (An-Nisa' 129), di situ dibilang bahwa kita tidak akan bisa berlaku adil. Artinya apa? Ya kita gak akan mampu untuk berpoligami, lebih baik satu saja agar kita tidak menzalimi istri kita.

Coba kita kesampingkan ego dan lebih berempati kepada pasangan kita. Istri kita itu adalah perempuan berhati lembut yang telah mengorbankan hidupnya demi hidup bersama kita. Dia rela meninggalkan keluarganya, temannya dan semua calon suaminya yang lebih tampan, lebih mapan dan lebih baik untuk hidup bersama kita. Masa kita tega sih menduakan dia yang selama ini menjadikan kita sebagai satu-satunya?

Setia itu memang mahal, mahal sekali. Kalau kita benar-benar beriman, kita akan menjadi pasangan yang setia karena kita yakin bahwa Allah itu gak pernah tidur, Dia Maha Melihat, Maha Menyaksikan, Maha Mengetahui dan keras siksaanNya. Kita gak akan berani mengkhianati kepercayaan pasangan dan melukai perasaannya dengan sengaja menduakannya.

Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pemaaf aja gak suka loh diduakan, apalagi cuma perempuan biasa?

No comments:

Post a Comment

Ciri Pasangan Setia, Gak Bakal Selingkuh atau Mendua Selama-lamanya

Apa pun alasannya, selingkuh adalah perbuatan yang salah, hina, menjijikan, memalukan, menyakitkan dan tidak dapat diterima. Naudzubillah mi...