Tuesday, November 14, 2023

Sebelum nikah, puas-puasin dulu?

Setan bukan hanya dari kalangan bangsa jin, tetapi juga manusia. Manusia-manusia penghasut.


Misalnya mereka menghasut gini:
"Mumpung belum nikah, puas-puasin dulu nakalnya, nanti kalau sudah nikah gak bisa nakal lagi."

Apakah logika itu bisa diterima? 
Tentu saja tidak, karena kita gak janji ke Tuhan saat nikah aja, sebelum lahir ke dunia pun kita sudah punya janji denganNya untuk dijaga. Janji supaya gak slengean jadi orang.
Promise is a debt. Still like it or not, still want it or not, no matter what we feel, no matter what we think, promise is a promise.


Saturday, November 4, 2023

l'existence précède l'essence

Gak minta bantu, pada mau bantuin, padahal saya cuma mengeluarkan statement mau nikah tahun depan sama orang yang tidak mereka kenal sama sekali, foto dan namanya saja mereka ndak tau.

Sepupu saya bantu ngebuatin to do list dan rincian biaya malah, lumayanlah buat bahan pertimbangan supaya ada gambaran. 




Menurut saya mengeluarkan biaya saat nikah itu fine-fine aja, itung-itung berbagi rejeki (termasuk kebahagiaan) sama orang lain. Asal jangan maksain diri, sesuai kemampuan aja. Jangan terlalu pelit dan jangan terlalu boros. Saya pribadi kalau nikah di KUA doang juga gak masalah. Setahu saya nikah itu semakin sederhana semakin berkah. 



Asal niatnya benar dan yakin, insyaAllah rencana baik kita akan diberikan jalan dan banyak kemudahan, termasuk rencana untuk menikah karena Allah, karena ingin mengikuti sunnah. 

Keluarga besar saya mah terserah saya mau kerja apaan dan nikah sama siapa dengan konsep apapun, selama sayanya yakin mereka pasti nerima dan dukung dengan siapapun orangnya. Asal, baik agamanya dan halal pekerjaannya.
Nasab dan nasib yang baik itu dibangun, gak usah berpatokan pada apa yang diwariskan ke kita. Respect is earned not given. l'existence précède l'essence.

Selama ini masalahnya apa? Lebih ke masalah internal sih. Gak benar-benar niat dan yakin, masih mau main-main. Mana saya ngerti soal cinta apalagi jodoh. Wong gak pernah cari tau. Pacar-pacaran gitu juga males dari dulu. Bukan karena saya gak normal ya, karena belum punya keinginan aja buat punya hubungan serius dengan satu orang dan sama agama kan dilarang pacaran, dihimbaunya kan nikah bukan pacaran. Saya cuma mau menikahi dan mencintai orang yang saya yakini sebagai jodoh saya, gak peduli siapapun itu dan gimanapun keadaannya. Jodoh yang sebenar-benarnya itu cuma satu. Selain itu bukan pilihan, mereka cuma ujian. Ujian kesetiaan, ujian kesabaran, ujian keimanan/keyakinan, ujian rasa syukur dll. 

Untungnya dengan menjadi orang yang tidak tau apa-apa dan merasa bingung, saya jadi terdorong untuk banyak belajar sehingga punya kesadaran dan keyakinan yang cukup kuat tentang hal yang sebelumnya saya bingungin. 

Apa sih yang perlu disiapkan banget sebelum nikah? Ya ilmu pernikahan dan parenting, iman dan taqwa. Hal lainnya mah cincailah. Kan sudah biasa dilatih.

Buat orang yang sudah terbiasa bangun malam, olahraga, makan sehat dan rawat kulit gak perlu gedebak-gedebuk sebelum nikah.
Wong sudah biasa. 

Saya gak tau ya bakal mati atau nikah duluan. Mati sebelum nikah pun saya gak masalah sih, yang penting sudah ada niat dan usaha biar gak bingung saat ditanya di alam kubur nanti.

"Siapa nabimu?"
Kalau ngikutin sunnahnya saja gak mau gimana bisa jawab?

Segala kenikmatan di dunia itu biasa aja ketika berhasil kita dapatkan, walaupun sebelumnya kita tunggu-tunggu dan begitu kita idam-idamkan.
Walaupun gak jadi nikah dengan kita karena kita mati duluan, dia juga akan baik-baik saja.

Kalau jodoh saya yang mati duluan sebelum nikah gimana? Ya sampai bertemu di kehidupan selanjutnya dalam versi terbaik masing-masing. 
Kenapa versi terbaik? Karena setelah mati dan diproses di akhirat, kita jadi pribadi yang suci dan sadar. Di akhirat semuanya akan dibuka dan disucikan, termasuk dosa-dosa kita sepanjang perjalanan panjang menuju surga.
Sudah gak ada lagi ujian dan godaan yang bikin jodoh kita terjerumus dalam dosa yang kita benci tapi gak kunjung tobat sehingga bikin kita gondok dan ngasih feedback yang gak bagus ke dia.
Di akhirat, semua orang bahkan para iblis dan setan pun sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Sehingga, kita bisa menjadi versi terbaik masing-masing dengan mudah dan nampak sempurna bagi satu sama lain. 

Di surga gak ada rasa cemburu? Yaiyalah, karena jodoh kita sudah disadarkan dan disucikan. Sudah gak didikte oleh keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup lagi. Semua orang disatukan dengan pasangan suci yang menjadi haknya masing-masing, sadar diri dan sadar batas, sudah gak mata keranjang, serakah atau haus validasi sebagai "penakluk", "idaman", "idola", "pujaan" atau atribut gak penting lainnya. 

Selama masih hidup di dunia, apalagi di akhir jaman seperti sekarang ini, sepertinya sulit bagi manusia untuk memenuhi kriteria yang ideal untuk menikah. 

Jika kita memang tidak diridhai untuk menikah di dunia karena jodoh atau diri kita tidak bahkan tidak akan pernah memenuhi kriteria yang ideal untuk pernikahan yang diridhai oleh-Nya, ya gak apalah di akhirat. Lebih baik disatukan di akhirat, daripada disatukan di dunia tapi hanya menjadi neraka dan menerakakan satu sama lain.


Ciri Pasangan Setia, Gak Bakal Selingkuh atau Mendua Selama-lamanya

Apa pun alasannya, selingkuh adalah perbuatan yang salah, hina, menjijikan, memalukan, menyakitkan dan tidak dapat diterima. Naudzubillah mi...